Lebih Dalam Mengenal Aa Gym
Jiva Agung
Dai kondang yang akrab disapa Aa
(sebutan kakak orang Sunda) ini lahir di Bandung 29 Januari 1962 dengan nama asli
Yan Gymnastiar. Konon, kata Yan diambil dari nama bulan Januari, sebagai bulan kelahirannya. Adapun Gymnastiar dinukil
dari kata gymnastic (senam), karena sang ayah yang hobi berolahraga[1].
“Saya
senang sekali dengan nama ini, karena antik dan tidak ada yang menyerupai,
meskipun kemudian banyak yang salah dan sukar menyebutkannya.” ucap Aa dalam sebuah kesempatan.
Ia memulai pendidikan formalnya di SD
Damar, sebuah SD swasta yang saat ini sudah dibubarkan. Menjelang naik
ke kelas 3 SD, keluarganya pindah ke daerah KPAD, Gegerkalong sehingga membuat
Aa harus pindah sekolah. Keluarganya memutuskan Aa untuk melanjutkan sekolah ke
SD Sukarasa III. Di sini potensi-potensi kecerdasannya mulai tumbuh, terbukti
dari hasil prestasi-prestasi yang diraihnya, seperti memperoleh ranking II di
masa kelulusannya[2].
Selepas SD, ia melanjutkan sekolahnya
ke SMPN 12 Bandung, kemudian SMAN 5 Bandung, yang dianggap merupakan salah satu
SMA favorit di Kota Bandung. Mengenai kepribadiannya, Uti Utiamah[3], guru
SMP Aa Gym mengatakan:
“Gym orangnya rajin dan supel dengan
teman-teman. Dia juga pintar dalam pelajaran bahasa, aljabar, dan ilmu ukur.
Begitu juga dalam bidang olahraga…di kelas tiga dia aktif dalam olahraga
beladiri sampai akhirnya menjadi pelatih karate di sekolah…”
Di masa-masa SMA, Aa muda telah
menekuni banyak hal guna melatih dirinya menjadi pribadi yang berdikari. Mulai
dari berjualan koran, roti, hingga menyetir angkutan umum telah dilakoninya.
Benih-benih inilah yang pada akhirnya mengantarkan Aa pada kehidupan wirausaha.
Pendidikan tingginya ditempuh di dua
tempat. Pernah mengambil D3 PAAP (Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan) di
Universitas Padjajaran (hanya satu tahun), dan Fakultas Teknik Universitas
Jendral Ahmad Yani, Bandung. Yang disebut terakhir ini telah dijadikannya
sebagai ajang untuk meraih aneka prestasi, mulai dari lomba menggambar,
mencipta lagu, baca puisi, hingga pidato[4].
Bermimpi Bertemu Rasulullah
Anak tertua dari empat bersaudara ini
mengaku pernah memimpikan Rasulullah. Bermula dari pengalaman spiritual yang
begitu langka di mana nyaris sekeluarga (ibu, adik, dan dirinya) secara
bergiliran bertemu dengan Rasulullah di dalam mimpi. Mulanya, sang ibu yang
bermimpi melihat Rasulullah yang sedang mencari-cari seseorang. Pada malam yang
lain, salah seorang adiknya juga bermimpi bertemu dengan Rasulullah di mana ia
mendatangi kediaman mereka. Ketika itu—masih dalam mimpi tersebut—sang ayah
langsung menyuruh Aa Gym, “Gym, ayolah temani Rasul.” Ketika ditemui, ternyata
Rasulullah menyuruh Aa Gym untuk menyeru orang-orang agar mendirikan shalat[5].
Beberapa malam setelah itu, Aa Gym
memimpikan hal yang sama. Di dalam mimpinya, ia sempat ikut shalat berjamaah
dengan Rasulullah dan keempat khulafaurasyidin. Pada saat itu Aa Gym berdiri di
samping Ali bin Abi Thalib, sementara Rasulullah bertindak sebagai imamnya.
Namun, Aa mengatakan bahwa sebelum memimpikan kejadian ini, terlebih dahulu ia
bermimpi didatangi oleh seorang tua yang berjubah putih bersih yang mencuci
mukanya dengan ekor bulu burung merak yang dibalut madu. Setelah itu, orang tua
itu berkata, “Insya Allah kelak ia (Aa Gym) akan menjadi orang yang mulia.” Ia
mengaku sulit melupakan mimpi yang satu ini[6].
“Tidak nyaman ketika hati didominasi
oleh selain Allah. Akan timbul rasa gelisah, bingung, dan takut kehilangan yang
berlebihan.” (Aa Gym)
Setelah mengalami peristiwa mimpi spiritualistik,
Aa Gym mengalami goncangan batin. Rasa takutnya akan dosa seringkali membuatnya
berperilaku aneh di mata orang. Konon Aa Gym sering menangis ketika ada orang
yang menyebut nama Allah, atau hatinya jengkel bila pagi telah tiba, karena ia sedang
asyik bertahajud. Melihat tingkah lakunya yang ganjil, membuat kedua orangnya
menganjurkannya untuk mengunjungi psikiater[7].
Bukan bertemu psikiater, Aa Gym malah menemui
empat ulama zuhud. Yang pertama adalah seorang ulama sepuh[8]. Ulama
ini mengatakan bahwa Aa Gym telah dikaruniai tanazzul oleh Allah, yakni
pembukaan hati seseorang secara langsung untuk mengenal Allah tanpa melalui
proses riyadhah/belajar, atau yang biasa disebut dengan ilmu laduni.
Untuk lebih meyakinkan hatinya, ia
kembali melanjutkan perjalanan spiritual dengan berguru kepada KH. Khoer
Affandi, seorang ulama tasawuf terkenal yang juga merupakan pemimpin Ponpes
Miftahul Huda, Tasikmalaya. Hasilnya sama, ia dinyatakan telah dikaruniai ma’rifatullah.
Dua ulama lainnya pun mengatakan hal yang sama. Menurut cerita, kedua ulama
tersebut ialah ayah dan kakek seorang wanita yang kini menjadi pendamping
hidupnya.
Setelah peristiwa itu mulailah ia
berdakwah melalui pengajian dan ceramah-ceramah, baik yang dilakukan secara
langsung maupun melalui media cetak dan elektronik. Supaya lebih terorganisir,
ia bersama teman-temannya dari lembaga Keluarga Mahasiswa Islam Wiraswasta
(KMIW) berencana untuk membangun sebuah Yayasan Pondok Pesantren Darut Tauhid.
Yayasan ini terbetuk pada tahun 1990 yang berada di rumah orang tua Aa Gym,
meskipun beberapa waktu kemudian pindah lokasi ke Jl.Geger Kalong Girang No.38.
Sebagaimana pesantren lain pada
umumnya, Darut Tauhid memiliki penekanan pada pendidikan, dakwah, dan sosial.
Namun sebagai sebuah pesantren, tentu Darut Tauhid memiliki keunikan[9]. Salah
satu keunikannya yaitu tingginya intensitas aktivitas/usaha ekonomi di dalam
lingkungan pesantren. Tiga tahun kemudian, Aa Gym merenovasi tempat tersebut
dengan membangun gedung permanen berlantai tiga. Lantai satu untuk kegiatan
perekonomian, sedangkan lantai dua dan tiga digunakan sebagai masjid[10].
Di akhir tahun 1997, Aa Gym
mengembangkan kegiatan perekonomiannya dengan membangun gedung Kopontren empat
lantai yang berlokasi di seberang masjid Darut Tauhid. Gedung ini digunakan
sebagai kantor Baitul Mal wat-Tamwil (BMT), penerbitan dan percetakan, swalayan
dan mini market, wartel, dan pusat informasi.
Dua tahun selanjutnya, tepatnya pada
tanggal 9 Desember 1999, Darut Tauhid sudah memiliki radio sendiri yang bernama
Umma. Selain itu secara berturut-turut Aa Gym juga mendirikan CV House dan
Building (HNB), PT MQs (Mutiara Qolbun Salim), PT Tabloid MQ, Asrama Darul
Muthmainnah, Radio Bening Hati, dan membangun sebuah gedung serbaguna[11].
Selain memiliki kegemaran dalam
berbisnis, Aa Gym juga mencintai dunia tulis menulis. Karya-karyanya seperti mengendalikan
persoalan hidup, agar hidup Allah yang ngurus, wasiat Rasulullah kepada Abu
Dzar, Al Badi’ (Allah yang maha mencipta pertama kali), Al Wahhab (Allah yang
maha memberi), Ar Rasyid (Allah yang maha tepat tindakannya), Asy Syakur (Allah
yang maha mensyukuri), kiat mengatasi 8 penyakit hati, indahnya kesabaran,
bahaya lisan, 7 wasiat Rasulullah, 7 larangan Rasulullah, membangun karakter
baku (baik dan kuat), serius mengenal Allah, menggapai derajat ihsan, 5 fokus
kiat menjadi pribadi bagus, saya tidak ingin kaya tapi
harus kaya, cintai Allah sepenuh hati, hakikat shaum ramadhan, istiqamah jalan
kemuliaan,
sarat akan nilai-nilai spiritualitas.
“Setiap ketidakjujuran akan membuat
diri ini selalu terancam. Hidup jujur, tulus, berani tampil apa adanya, membuat
hidup ringan dan bahagia” (Aa Gym)
Semakin lama namanya semakin terkenal
hingga membuatnya diundang ceramah di berbagai tempat. Bukan hanya di
Indonesia, namanya ternyata juga dikenal di luar negeri. Pada tahun 2002 ia
pernah diminta tampil di acara Sixty Minutes di TV NBC, AS. Media
tersebut tertarik menampilkan Aa Gym karena dinilai menghadirkan sebuah nuansa
Islam yang sejuk dan damai, berbeda dengan padangan Amerika terhadap Islam
selama ini. Tak lama berselang, New York Times dan Time menyajikan
profil Aa Gym beserta pemikirannya[12].
Mengelola Hati
Setiap ulama biasanya memiliki kekhasan
atau spesialisasinya masing-masing. Untuk Aa Gym, ia memang ahlinya soal pengelolaan
hati. Dalam penyampaian materinya, ia tak pernah lupa memberikan wejangan
kepada pendengarnya agar selalu mengatur dan memelihara kejernihan hati supaya
potensi positifnya dapat berkembang secara maksimal. Inti dari pengelolaan hati
(manajemen qolbu) adalah sebuah usaha pengendalian diri karena telah mengetahui
dengan benar hakikat dirinya.
Dalam bukunya yang berjudul Refleksi
Manajemen Qalbu, Aa mengatakan bahwa orang yang hatinya bersih secara
otomatis akan membuat gerak-geriknya memiliki magnet. Kata-katanya akan
menyakinkan dan menyejukkan hati lawan bicaranya. Totalitas dirinya pun
menampakkan sebuah keadaan bahwa hanya ridha Allah yang diharapkan. Singkatnya,
Allah menjadi pusat segala orientasi kehidupannya[13].
Adapun Cara mengelolanya ialah dengan
mengisi hati dengan sifat-sifat terpuji seperti sabar, tawakal, ridha, rendah
hati, ikhlas, jujur, disertai sebuah ikhtiar[14].
Dakwah ke Seluruh
Penjuru
Aa Gym sangat
concern terhadap perbaikan diri. Menurutnya
jika seseorang hendak melakukan dakwah, maka mulailah dari dirinya sendiri.
Bagaimana mungkin menganjurkan orang untuk berlaku baik atau menaati Allah jika
diri sendiri saja malah berpaling dari-Nya. Selain itu ia juga berkeyakinan
bahwa seseorang yang sedang memperbaiki dirinya sendiri, secara tidak langsung
sebenarnya akan memengaruhi orang disekitarnya. Bukan dengan banyaknya
perkataan melainkan keteladanan.
Mengutip
surat Ash-Shaf ayat 3—amat besar kebencian
di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan—Aa
mengingatkan seluruh umat muslim untuk menjadi pribadi yang utuh dan konsisten,
melakukan penyelarasan antara perbuatan dan perkataan. Lebih lanjut ia
menyatakan bahwa sebuah perkataan akan memiliki kekuatan dan ruh jika telah
diamalkan terlebih dahulu oleh si pendakwah[15].
Setelah diri
sendiri, sebelum berdakwah secara luas, keluarga harus dibina terlebih dahulu
supaya tercipta keadaan keluarga yang sakinah, berprestasi produktif, serta
bermanfaat bagi lingkungan. Ustadz yang gemar berkuda ini menyatakan bahwa
berdakwah dalam keluarga sama pentingnya dengan membina diri sendiri. Salah satu
indikator keberhasilannya ialah dengan melihat output dari setiap anggota keluarga. Anak misalnya, akan menjadi
pribadi yang luhur di sekolahnya[16].
Sembari
melakukan kedua hal tersebut, baiknya seorang pendakwah juga menebarkan
tuntunan Ilahi ke lingkungan sekitarnya. Tidak perlu serba mewah, dakwah dapat
dilakukan dengan melakukan hal yang kecil-kecil terlebih dahulu, yang penting
konsisten. Aa Gym misalnya, memulai ceramah di masjid At-Taqwa KPAD yang
lokasinya persis berada di depan rumah orang tuanya. Selang beberapa waktu
kemudian pindah ke sebuah kontrakan sederhana, lalu pindah lagi ke kontrakan
Pak Sobarna, yang pada saat ini telah menjadi masjid Darut Tauhid[17].
Ayah beranak
tujuh ini semakin melebarkan sayap dakwahnya hingga ke pusat-pusat Kota Bandung.
Menurut penuturannya, logatnya yang sangat sunda merupakan suatu anugerah
tersendiri sehingga membuatnya dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Pada tanggal
7 Oktober 1999 diadakan pengajian kubro di Masjid Agung Bandung. Saat itu para
santrinya ditugaskan untuk berdialog dengan para pelacur dan penjudi yang
terbiasa berbisnis di sekitaran alun-alun.
Ada pula satu
peristiwa yang tak terlupakan di mana waktu itu Aa Gym beserta umat muslim dari
berbagai ormas, pesantren, DKM, LDK, dan LSM melakukan sebuah gerakan jihad fi sabilillah. Mereka menyebutnya
sebagai gerakan Forum Masyarakat Bandung Bersatu (FMBB). Acaranya yang bertema
Munggah Kubro ini dilakukan dalam rangka memerangi segala bentuk kemaksiatan.
Setelah mengakhiri kegiatan dengan melakukan long march ke Pusdai, keesokan harinya mereka melakukan simulasi
penggempuran tempat-tempat perjudian. Terhitung ada ribuan kepala yang
tergabung dalam aksi ini, melakukan sosialisasi penghentian maksiat dan judi di
sepanjang jalan.
Aksi ini
berlanjut lagi, tepatnya pada tanggal 17 September 2000 yang dilakukan oleh
Forum Silahturahmi Manajemen Qolbu (FSMQ). Lebih jauh dari aksi yang pertama,
kali ini mereka, termasuk Aa Gym, langsung mendatangi tempat-tempat perjudian,
berdialog dengan pemilik dan pengunjungnya. Walaupun tak ada niatan untuk
melakukan aksi kekerasan, namun suasana yang kurang kondusif menyebabkan
kekerasan justru terkena pada santrinya. Kejadian yang sangat kontroversial ini
telah menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan[18].
Di tahun 2001
Aa Gym untuk pertama kalinya diundang secara resmi untuk mengisi acara
kenegaraan nasional dalam rangka peringatan Nuzulul Quran di Masjid Istiqlal
oleh Said Aqil Munawwar, Menteri Agama saat itu. Acara yang diliput secara
nasional oleh salah satu stasiun televisi ini baginya merupakan sebuah ujian
ketulusan dalam berdakwah[19].
Kemudian pada
saat meledaknya konflik kemanusiaan di Maluku dan Poso yang telah membawa
malapetaka dalam kurun waktu yang tidak sebentar, Aa Gym tergerak untuk turut
andil meredakannya. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia memberanikan diri
berceramah di Gereja Poso untuk mengajak para warga berdamai dan menganjurkan
mereka untuk saling memaafkan dan menyadari pentingnya merajut hubungan positif
tanpa saling menyakiti. Konon kehadirannya disambut hangat oleh para pendeta di
sana[20].
Begitu juga
dengan peristiwa bom Bali. Aa Gym langsung menuju tempat kejadian supaya
mengetahui informasi yang valid. Memang pengebom didakwa ialah dari kalangan
komunitas Muslim, tetapi ia berusaha meyakinkan kepada pihak korban bahwa
ajaran Islam, sejauh pemahamannya, tidaklah mengizinkan hal tersebut[21].
Pada bulan
agustus 2002 Aa Gym diundang untuk bertemu Calin Powell, Menteri Luar Negeri
Amerika Serikat. Diizinkan untuk menjadi pembicara terakhir, Aa Gym
menyampaikan kegundahannya terhadap Amerika, yang menurutnya kurang memberi
keadilan kepada masyarakat dunia, khususnya warga Palestina[22].
“Saya hanya
warga kecil yang mudah-mudahan hanya bisa mewakili perasaan orang kecil umat
Islam Indonesia. Saya sedih melihat AS yang sepertinya kurang adil. Israel yang
jelas-jelas banyak melanggar perjanjian, tampaknya disayang dan dibela,
sedangkan saudara-saudara kami orang Palestina yang ingin hidup di tanah air
sendiri, sepertinya diperlakukan tidak adil. Kami sedih melihat perilaku AS.
Bagi kami –rakyat kecil, AS seperti yang sombong memamerkan kekuatan dan
senjatanya. Padahal, akan lebih baik jika AS berbuat adil dan bijaksana karena
hati tidak bisa dibeli oleh kekerasan dan kesombongan. AS akan menjadi negara
yang dicintai oleh bangsa-bangsa di dunia ini kalau AS pribadinya lebih besar
daripada senjatanya, karena lebih baik dicintai daripada ditakuti.”
Di kesempatan
yang lain ia pun pernah dikunjungi oleh Ralph L. Boyce, Kebubes AS; bahkan
dirinya pernah dimuat oleh majalah Time dengan judul Holy Man: Indonesia’s hottest Muslim; mulai saat itulah wartawan
mancanegara mulai berdatangan mengunjungi kediamannya[23].
Soal Poligami
Semakin tinggi pohon, akan semakin kencang
pula anginnya. Begitu pun dengan manusia. Semakin ia berada di posisi atas,
maka semakin banyak pula rintangannya. Itulah yang dialami oleh Aa Gym saat ia
memutuskan untuk berpoligami. Sontak saja masyarakat, terutama dari
kalangan ibu-ibu
langsung menghujatnya dengan aneka cacian. Di sini harus dipahami bahwa
sebenarnya medialah yang telah membesar-besarkan masalah.
Apa pun argumen yang diungkapkan oleh
Aa Gym rasanya tidak dapat lagi mempan untuk membendung opini masyarakat yang
sudah terlanjur mencapnya sebagai kiai bernafsu bejat. Terlebih setelah mereka
mengetahui bahwa perempuan yang dinikahinya adalah seorang mantan model yang
berparas cantik[24].
Alhasil banyak risiko yang ditanggungnya. Pengajian-pengajian yang dipimpin
olehnya mulai sepi pengunjung, masjid berlantai dua yang biasanya penuh,
menjadi hanya terisi sebagian, bahkan lantai duanya hanya terisi sekitar
sepuluh persen saja. Ponpes Darut Tauhid pun semakin kurang diminati hingga
membuatnya harus mengurangi jumlah karyawan.
Jawa Pos memberitakan bahwa sebanyak
300 karyawan yang berstatus kerja lepas dan tetap, terkena perampingan. Jika
dihitung, ada sekitar empat puluh persen dari karyawan dirumahkan. Tidak hanya
penurunan jumlah pengunjung, omzet sejumlah unit usaha yang dikembangkan Darut
Tauhid pun berkurang, seperti air dalam kemasan MQ (Manajemen Qalbu) Jernih
yang menurun drastis sebanyak tujuh puluh persen karena adanya pembatalan
pembelian para pelanggan yang di antaranya adalah ibu-ibu PKK dan Bayangkhari;
MQ TV sebagai saluran lokal Kota Bandung dan yang juga menawarkan programnya ke
sejumlah televisi nasional juga terkena imbasnya; infak dan sedekah yang
dikelola oleh DKM Masjid Darut Tauhid pun sempat anjlok[25].
Di penghujung 2007 Aa diundang dalam
acara Kick Andy. Ini merupakan kali pertamanya muncul di media setelah lama
vakum akibat kontroversi poligami. Awalnya ia merasa keberatan untuk tampil
lagi di media, karena merasa telah dizalimi. Dan benarlah ia, sekali lagi media
menampilkan berita negatif mengenai hubungan rumah tangganya.
Di bulan Maret 2008 media memberitakan
adanya keretakan hubungan rumah tangga Aa Gym karena adanya ketidakrukunan
antara kedua istrinya. Namun hal itu dibantahnya dan ia menyatakan bahwa rumah
tangganya damai-damai saja. Betapapun, Aa Gym sempat emosi hingga menyatakan
bahwa wartawan telah memakan gaji haram karena telah membuka atau mengorek-orek
rahasia rumah tangganya[26].
Walaupun tidak sesanter tahun 2006,
saat ini namanya masih belum benar-benar pulih di hadapan publik. Saat penulis
mengatakan bahwa kampus dan kontarakkan penulis berlokasi tidak jauh dari
Ponpes Darut Tauhid, sehingga penulis dapat mengikuti pengajiannya, sontak
salah seorang tetangga penulis meresponnya dengan pernyataan-pernyataan yang
negatif. Terutama mengenai kejadian poligami itu, berbeda dengan respon warga
sekitar kampus penulis yang memang lokasinya berdekatan dengan markasnya Aa
Gym. Secara umum mereka menghormati, bahkan mengaguminya. Terlebih
wejangan-wejangannya membuat warga sekitar menjadi begitu tenang dalam
menjalani kehidupan. Nasihatnya tidak melulu dengan menggunakan metode ceramah,
karena ia pun senang bersenandung. Di bawah ini merupakan bait-bait yang
seringkali dilantunkan olehnya.
Jagalah hati jangan kau kotori
Jagalah hati jangan kau nodai
Jagalah hati cahaya Ilahi
Bila hati kian bersih
Pikiran pun akan jernih
Semangat hidup dan gigih
Prestasi mudah diraih
Namun bila hati keruh
Batin selalu gemuruh
Seakan dikejar musuh
Dengan Allah kian jauh
Bila hati kian suci
Tak ada yang tersakiti
Pribadi menawan hati
Ciri mukmin sejati
Namun bila hati busuk
Pikiran jahat merasuk
Akhlak kian terpuruk
Jadi makhluk terkutuk
Bila hati kian lapang
Hidup sempit terasa senang
Walau kesulitan datang
Dihadapi dengan tenang
Tapi bila hati sempit
Segalanya jadi rumit
Seakan terus terhimpit
Lahir batin terasa sakit
sumber gambar: forinsight.blogspot.com
[1] Satrio Arismunandar.
(2003). Jagat Bahasa Nasional: Pandangan Tokoh tentang Bahasa Indonesia.
[3] Abdullah Gymnastiar.
(2006). Aa Gym Apa Adanya: Sebuah
Qolbugrafi. Bandung: Khas MQ, hlm. 15
[4] Ibid, hlm. 18
[5]
bio.or.id/biografi-aa-gym-abdullah-gymnastiar/. Dikutip pada 20-8-2016
[6] ibid.
[7] Ibid.
[9] Lebih lanjut dapat
dibuka laman web www.daaruttauhiid.org/profil
[10] Salman Iskandar.
(2011). 55 Tokoh Muslim Indonesia Paling Berpengaruh. Solo: Tinta
Medina, hlm. 364
[12] Ibid.
[13] Dikutip dari sebuah
skripsi. Ada beberapa ayat yang menjadi inspirasinya, seperti Sungguh
beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sungguh merugila orang yang
mengotorinya (QS. Asy-Syams [5]: 9-10); (yaitu) di hari arta dan
anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah
dengan hati yang bersih (QS. Asy-Syu’ara: 88-89); dan hadits yang
mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, Ketahuilah bahwa sesungguhnya di dalam
tubu manusia terdapat segumpal daging. Apabila ia baik, maka akan baiklah
seluruh tubuhnya, tetapi apabila rusak, maka akan rusaklah seluruh tubuhnya.
Ketahuilah bahwa ia adala al-qalb (HR. Bukhari).
[14] Op Cit.
[15] Abdullah Gymnastiar.
(2006). Aa Gym Apa Adanya: Sebuah
Qolbugrafi. Bandung: Khas MQ, hlm. 44
[17] Ibid, hlm. 54
[18] Ibid, hlm. 56-57
[19] Ibid, hlm. 60
[20] Ibid, hlm. 62-63
[21] Ibid, hlm. 66
[23] Ibid, hlm. 72-77
[24] Pada Desember 2006,
Aa Gym mengadakan jumpa pers yang mengumumkan bahwa dia berpoligami dengan
janda beranak tiga yang juga berprofesi sebagai mantan model. Ia menyatakan
bahwa poligami ini dilakukan sebagai jalan keluar darurat. sehari setelah jumpa
pers diadakan, mulai terjadi boikot lewat sms oleh publik yang berisi kutipan
dakwah Aa Gym yang tidak menganjurkan poligami.
[25] wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar