Keutamaan Bulan Muharam
Sebagaimana esensi
hijrah ialah berpindah menuju ke suatu tempat atau kondisi yang lebih baik,
tahun baru hijriah yang baru saja kita lewati beberapa waktu lalu sudah
sepantasnya dijadikan momen bagi seluruh umat Muslim untuk bertaubat, berkomitmen
mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik.
Terlebih, sekarang umat
muslim telah masuk ke sebuah bulan yang teramat diagungkan oleh Allah, yakni
Muharam. Saking agungnya, menurut baginda Rasulullah saw, bulan ini disebut
juga dengan syahrullah yang berarti
bulannya Allah. Di bulan inilah terdapat berbagai macam keutamaan yang Allah
berikan kepada seluruh hamba-Nya yang beriman dan gemar beramal saleh.
Tak tanggung-tanggung,
atas kasih sayang-Nya, di bulan ini Allah akan melipatgandakan ganjaran pahala
kepada umat Muslim. Tetapi di sisi lain, dengan ketegasan-Nya, Allah pun sangat
mengecam orang-orang yang melakukan kezaliman terhadap dirinya dan orang lain.
Makanya, dalam rangka menjaga keagungan bulan Muharam ini, Allah sangat
melarang (mengharamkan) umat Muslim untuk melakukan peperangan.
Allah berfirman, “Sesungguhnya
bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah
(ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam
bulan yang empat itu. Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana
mereka pun memerangi kamu semua. Dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta
orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah [9]: 36).
Beberapa ibadah khas
bulan Muharam yang dianjurkan ialah berpuasa sebagaimana yang pernah
disampaikan oleh Rasulullah, “Puasa yang paling utama setelah Ramadan ialah
puasa bulan Allah (yaitu) Muharam. Sedangkan salat yang paling utama setelah
salat fardu adalah salat malam.” (HR.
Muslim).
Setidaknya ada satu
waktu di mana Rasulullah suka melakukan puasa sunnah di Bulan Muharam, yakni
pada tanggal 10 atau yang biasa disebut dengan puasa Ashura. Dikisahkan oleh
Ibnu Abbas bahwa ketika Nabi tiba di Madinah ia melihat orang-orang Yahudi sedang
berpuasa Ashura. Kemudian Nabi bertanya, “Puasa apa ini?” Mereka pun menjawab,
“Hari ini adalah hari yang baik di mana Allah telah menyelamatkan Bani Israil
dari kejaran musuhnya. Maka Musa berpuasa sebagai bentuk rasa syukurnya kepada
Allah dan kami pun ikut berpuasa.” Nabi kemudian menjawab, “Kami lebih berhak
terhadap Musa daripada kalian.” (HR. Muslim). Mulai sejak itu Nabi berpuasa
Ashura dan menyuruh umatnya yang mengikutinya.
Tentu saja terdapat
banyak keistimewaan dari berpuasa Ashura. Selain terbukti bermanfaat bagi
kesehatan yang dampaknya dapat dirasakan secara kasat mata, seseorang yang
melakukan puasa Ashura akan diberi ganjaran ampunan dari Allah. Dalam sebuah
riwayat diceritakan bahwa ada salah seorang sahabat yang bertanya kepada
Rasulllah mengenai hal ini, kemudian Nabi menjawab, “Puasa ini (Ashura) bisa
menghapuskan (dosa-dosa kecil) pada tahun kemarin.” (HR. Muslim).
Jika masih mau menambah
ibadah, terutama dalam rangka mengambil berkah Bulan Muharam ini, umat Muslim
bisa melakukan puasa satu hari sebelum dan satu hari sesudah puasa Ashura,
meskipun Nabi Muhammad tak sempat melakukan puasa tersebut karena telah kadung
wafat di tahun berikutnya.
Akhirnya, semoga kita
semua dapat memaksimalkan keutamaan-keutamaan yang telah dihadiahkan Allah
dengan cara mempertebal keimanan dan perbanyak amal saleh.
sumber gambar: kaltim.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar